KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan tentang “Imbibisi” yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan.
Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan
telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini
tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata. Namun karena adanya dukungan dan
bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya
penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ir. Setio
Purnomo, MP yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan percobaan
ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis
menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak
agar laporan percobaan ini lebih baik dan
bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Allah SWT selalu membalas budi baik anda
semua.
Cianjur, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II METODE
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Alat dan Bahan
2.3 Prosedur Kerja
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkecambahan (germination)
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang
menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal
sebagai kecambah.
Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air
dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya.
Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap
imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun
atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel
embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim
perkecambahan awal. Fitohormon
asam absisat
menurun kadarnya, sementara giberelin
meningkat.
Berdasarkan
posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap
posisinya. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon
dan plumula terdorong ke permukaan tanah.
1.2
Tujuan
·
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
·
Untuk mengetahui
pengaruh air terhadap perkecambahan biji kacang hijau dan biji kedelai
·
Mengetahui proses air
membantu perkecambahan
·
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji
BAB II
METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal/Waktu : Selasa, 25-31 Maret 2012
Tempat : Pekarangan
2.2 Alat dan Bahan
a. Alat
1. 2 buah
gelas plastic
2. Kapas
3. Penggaris
4. Alat
tulis
b. Bahan
1. 10 biji kacang hijau
2. 10 kedelai
2. Air
2.3 Prosedur
Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mencuci bersih gelas plastik. Kemudian, lubangi ketiga gelas plastic
menggunakan paku yang telah di panaskan.
3.
Merendam biji kacang hijau dan biji kedelai untuk disemaikan pada kapas.
4.
Menyiapkan kapas dengan ketinggian yang sama.
5.
Membasahi kapas menggunakan air, kemudian memasukkan ke 2 gelas plastik.
6.
Menyemaikan biji kedelai yang telah direndam ke dalam 2 gelas plastik,
masing-masing gelas berisi 10 biji.
7.
Memberi label pada masing-masing gelas plastic, dengan label A dan B.
8.
Meletakkan semua gelas plastik pada tempat yang terkena cahaya matahari dengan
intensitas yang sama.
9.
Melakukan penyiraman setiap hari.
10.
Melakukan pengamatan tiap hari selama 7 hari.
11.
Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk tabel pengamatan
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
a.
Tabel Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
Hari ke
|
% Tumbuh
|
Tinggi
|
Keterangan
|
1
|
-
|
-
|
Biji mulai
retak dan membelah
|
2
|
3
|
1 mm
|
Tumbuh
kecambah
|
3
|
4
|
1,2 cm
|
Tumbuh kecambah
|
4
|
5
|
1,5 cm
|
Tumbuh akar
|
5
|
6
|
2,6 cm
|
Kecambah
meninggi dan kulit biji lepas
|
6
|
6
|
3,3 cm
|
Tumbuh pucuk
|
7
|
6
|
5 cm
|
Tumbuh dua
helai daun
|
b. Tabel
Pertumbuhan Biji Kedelai
Hari ke
|
% Tumbuh
|
Tinggi
|
Keterangan
|
1
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
Kulit biji
mulai retak-retak
|
3
|
-
|
-
|
Biji
membesar dan kulit biji mulai retak-retak
|
4
|
-
|
1 mm
|
Kulit biji
retak-retak dan membelah
|
5
|
2
|
1,5 mm
|
Tumbuh
kecambah
|
6
|
2
|
1 cm
|
Tumbuh
kecambah
|
7
|
2
|
1,5 cm
|
Kecambah
bertambah tinggi
|
3.2 Pembahasan
A. Biji Kacang Hijau
Klasifikasi
Ilmiah Kacang Hijau
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Family
: Fabaceae
Genus
: Vigna
Spesies : V. radiate
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang
dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati
urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau
memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi dan merupakan sumber mineral penting,
antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan
asam lemak tak jenuh.
Kandungan
kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang
hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin
menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau
menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak
mudah berbau.
Lemak kacang
hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya
kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak
jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung
vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan.
B. Biji Kedelai
Klasifikasi
Ilmiah Kedelai
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili :Faboideae
Genus : Glycine max
Kedelai
(kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu
tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur
seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi,
tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya
perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang
penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati
dan minyak nabati
dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika
Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati
utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini
terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai
putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di
Jepang dan Cina. Pemuliaan
serta domestikasi
belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih.
Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian
dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.
Kedelai
merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas,
kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya
digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya
protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin
(asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi
- tahu (tofu),
- bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam),
- tempe
- susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),
- tepung kedelai,
- minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel.
- taosi
- tauco
Kedelai merupakan terna dikotil semusim
dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang
berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat
dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah
subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan
waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap
berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di
daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna
kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan
bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong
tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang
cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah.
Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau
yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga
ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat
digunakan sebagai sayuran (tauge).
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah.
Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat
menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm,
dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya
tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga
merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar.
Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat
nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis
secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini,
bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil
akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2
yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Kedelai berbatang memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk
3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang,
atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan
menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate),
dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri
khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek
sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun
teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri
berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman
berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah.
Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap
bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat
mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil.
Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua
bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.
Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100
– 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau
abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau
akan berubah menjadi kehitaman.
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya
terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki
tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai
daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang
menempel di bagian bawah batang.
Air sangat penting bagi pertumbuhan
tumbuhan.tumbuhan memerlukan air untuk :
1.
Menentukan laju fotosintesis.
2.
Sebagai medium berbagai reaksi enzimatis.
3.
Membantu dan mempercepat proses perkecambahan biji.
4.
Sebagai pelarut universal.
5.
Mengangkut unsur hara maupun hasil fotosintesa.
Proses
air membantu perkecambahan:
-
Air masuk secara imbibisi
-
kulit biji menjadi
lunak
-
perkembangan embrio dan
endosperma
-
kulit biji pecah, radical keluar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain :
a.
Faktor internal
1.
Gen
2.
Hormon
b.
Faktor eksternal
1.
Air
2.
Cahaya matahari
3.
Suhu
4.
Nutrient
5.
Ph
6.
Ketinggian tempat
7.
Oksigen
8.
karbon dioksida
9.
Kelembapan
10. Angin
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah di lakukan, dapat di simpulkan :
1.
Air dapat mempercepat proses perkecambahan pada suatu biji.
2.
Kadar/jumlah air yang diberikan mempengaruhi tinggi kecambah, sehingga lama
proses perkecambahan dan panjang batang dari masing-masing gelas berbeda-beda.
4.2 Saran
Memilih biji yang masih segar sehingga dapat
memaksimalkan penelitian. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik
penempatan di tempat terang maupun gelap.
DAFTAR
PUSTAKA
- Riandri, Henny,2009.
Theory and Application of Biology 3 for Grade XII of Senior High School and
Islamic Senior High School. Solo: Bilingual.
- Sudjadi,
B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya:
Yudhistira.
- Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya
Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. Http://catatanzhamal.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar